Rabu, 02 September 2015

Peralatan Tempur Sukses ASI #Part 1



Untuk bisa sukses memberikan ASI selama 2 tahun atau mungkin lebih (bila bunda menghendaki), selain mempelajari teknik bunda juga perlu mempersiapkan peralatan dan beberapa bahan habis pakai. Beberapa di antaranya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jadi, kalau bunda sebagai menteri keuangan keluarga bersiap-siaplah menganggarkan beberapa hal yang diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi bunda. Namun, besarnya biaya yang dikeluarkan jauh tidak sebanding dengan kebahagiaan kita karena memperjuangkan yang terbaik untuk buah hati kesayangan.

Saya memberikan ASI secara langsung dan tidak langsung kepada anak-anak saya. beberapa perlengkapan yang dipakai anak kedua saya adalah "lungsuran" dari kakaknya. So, tidak ada salahnya jika bunda membeli perlengkapan dengan kualitas yang baik meskipun mahal di awal, karena bisa diturunkan dari generasi ke generasi dan jatuhnya jauh lebih murah.

Berdasarkan pengalaman saya, berikut alat-alat yang saya siapkan dan beberapa tips untuk menunjang kesuksesan pemberian ASI.

1. Kulkas
Sebaiknya Bunda menggunakan kulkas dua pintu supaya tidak perlu repot men-defrost sebulan sekali. Dulu, saya sempat menggunakan kulkas 1 pintu, jadilah tiap bulan saya harus mengungsikan ASIP ke kulkas tetangga ketika bunga es sudah menggunung dan harus di-defrost. Selain itu, ASIP lebih tidak terpengaruh suhu luar dan lebih awet jika disimpan di kulkas 2 pintu. Ada banyak merk dan ukuran kulkas dua pintu. Memilih kulkas yang besar lebih baik daripada kekecilan. Beberapa teman saya dan saya sendiri sempat berhenti pumping karna kulkas penuh. Dan tentunya hal ini akan menurunkan produksi ASI yang sifatnya suply by demand. Beberapa ibu juga memilih menyewa freezer khusus ASI supaya ASIP muat lebih banyak dan tentunya jauh lebih awet hingga 1 tahunan. Silakan googling untuk mencari persewaan freezer ASI terdekat.

2. Breastpump (BP)
Alat ini dipilih jika Bunda tidak bisa memerah dengan tangan. Para konselor laktasi mengatakan bahwa memerah dengan tangan lebih dianjurkan karna selain tidak ribet dan tergantung pada alat, konon kabarnya juga bisa mengosongkan payudara lebih maksimal. Kalau saya sich... nggak bisa tuh merah pake tangan hehehe... Sudah belepotan, capek, punggung pegel, udah gitu 30 menit merah cuma dapat 30-60 cc. Jadi, apa boleh buat Papa Sierin membelikan BP Pigeon Manual dan... tarraaa... saya surprise waktu itu menyaksikan kecanggihan teknologi ini, 120 cc hanya sekejap mata (lebay mode on). Saya sempat juga membeli BP Unimom Mezo (manual), BP IQ Baby (manual), dan dapat kado BP Minielektrik Medela. InsyaAllah saya review di lain waktu tentang BP-BP yang saya punya.

Ada banyak model BP yang dijual di pasaran dengan harga yang bervariasi. Yang terpenting dari fitur yang ditawarkan sebuah BP adalah memiliki model yang tersambung langsung ke botol penampung ASI serta terbuat dari bahan-bahan yang BPA free. BP model jaman dulu yang bentuknya mirip terompet penjual es keliling itu sudah tidak dianjurkan, karena karet merah BP ini tidak dapat disteril. Selain itu, ASI juga tidak langsung tertampung ke botol sehingga berisiko belepotan dan kurang higienis. Kata ibu-ibu jaman dulu, memakai BP ini juga tidak nyaman.

Karena harga BP keluaran terbaru kebanyakan tidak murah, kecuali BP manual IQ Baby yang murce merice. BP juga sifatnya cocok-cocokan. Jadi, jika cocok pada seorang bunda belum tentu bunda yang lain cocok. Oleh karena itu, jika bunda ingin trial kecocokan BP terutama BP elektrik yang harganya muahaaallll (kebanyakn di atas 1 juta), bisa coba menyewa BP di persewaan peralatan bayi terdekat (googling aja ya..).

Saya sendiri mengkombinasikan BP manual dan elektrik. Sesekali pakai manual, sesekali pakai elektrik. Selain faktor kenyamanan, juga supaya ndak ngos-ngosan banget nyuci dan nyeteril BP. Saya biasa pumping 3-4 kali dalam sehari, bisa dibayangkan rempongnya mengurusi 1 BP berkali-kali di sela-sela kesibukan mengurus dua balita dan bekerja. BP manual dengan silikon menurut saya nyaman digunakan terutama saat payudara tidak terlalu penuh. Kadang  BP manual juga terasa bisa lebih mengosongkan payudara. Sedangkan BP elektrik, saya pakai jika di kantor/ dalam kondisi buru-buru, dini hari saat masih ngantuk-ngantuknya, atau malam hari menjelang tidur kala badan sudah lelah, mata hendak terpejam, dan tulang terasa remuk redam (#alay :) ).

3. Botol Kaca
Ada beberapa jenis botol kaca. Ada botol kaca tutup karet ukuran 50 cc dan 100 cc. Ini pun ada yang baru atau rekondisi (biasanya bekas obat). Baru atau bekas tidak masalah (saya sich pilih yang bekas, lebih murah euy..), yang perlu diperhatikan adalah kondisi tutup karetnya yang harus baru. Jadi, bunda perlu teliti dengan mengecek ada tidaknya lubang bekas tusukan jarum suntik dengan sedikit menekuk-nekuk tutup karet tersebut. Ada juga botol kaca tutup karet yang bermerk, seperti BKA. Botol kaca tutup karet lebih mudah dicuci karena mulutnya cukup lebar, bentuknya pun ramping sehingga hemat space kulkas, dan umumnya bayi minum 100 cc sekali minum sesuai ukuran botol. Kekurangan botol kaca tutup karet menurut saya cuma dua, pertama... kalau mengisi asinya agak kebanyakan melewati batas garis di kaca, tutup karetnya suka lepas sendiri di dalam freezer. So, bunda perlu sidak tutup-tutup botol karet ini di freezer sesekali waktu ya.. Kedua, beberapa bahan karet tidak boleh disteril, namun cukup direndam air panas beberapa menit.

Jenis lain adalah, ex UC. Iya, bekas botol UC 1000 itu lhoo.. suplemen vitamin C yang iklannya dibintangi miss universe. Bunda bisa beli di olshop terdekat, atau ngumpulin sendiri. Botol ini muat hingga 130 cc dan tidak ada cerita tutup loncat-loncat di freezer. Namun, body-nya agak lebih gendut dan mulutnya kecil, jadi harus cari sikat botol yang bisa masuk atau pakai sikat gigi. Kacanya relatif lebih tipis dan rawan pecah bila diisi ASIP terlalu banyak, mengingat ASIP yang beku akan memuai. Alhamdulillah saya belum pernah mengalami hal ini.

Oya, baik tutup karet maupun tutup ex UC bunda juga bisa beli terpisah di olshop. Maksudnya tidak harus beli sepaket dengan botolnya. Beberapa tutup karet saya yg ternyata ada bekas tusukan jarumnya akhirnya saya gantikan dengan beli tutup yang baru. Harga tutup ini murce kok.. lebih murah dari harga kangkung 1 ikat.

Lalu, kalau ditanya berapa jumlah yang diperlukan? Kalau bunda rajin pumping, 100 botol mungkin akan kurang. Saya beli bertahap 30 botol dulu lalu nambah lagi dan nambah lagi sesuai kebutuhan. Saya juga menggunakan baik botol tutup karet maupun ex UC, disesuaikan dengan hasil perahan atau volume setiap kali minum ASIP. Harga botol kaca juga sangat terjangkau.

4. Botol Plastik
Ada beberapa merk botol plastik untuk menyimpan ASIP yang free BPA. Saya pakai merk Little Baby. Dulu saya terpaksa beli karena tidak ada yang jual botol kaca. Waktu itu saya masih di Dumai, jadi dokter internship dan saat itu saya belum gaul dengan banyak olshop yang menjual perlengkapan ibu dan bayi. Kelebihan botol plastik adalah lebih awet,  kalau jatuh tidak pecah seperti botol kaca. Kelemahannya, sifat plastik ini lipofilik. Lemak ASI suka nempel kuat-kuat.. jadi sayang banget kalau tidak maksimal terminumkan ke bayi. Lemak ASI ini juga kadang bandel, dicuci ndak bersih-bersih dan harus berulangkali menyabun dan bilas. Kelemahan lainnya adalah, lebih mahal. Harga 3 botol saat di Dumai yang jauh dari kota besar saat itu adalah sekitar Rp 60.000,00. Bayangkan, kalau beli botol kaca sudah bisa banyak banget dapatnya... .

5. Kantong Plastik Khusus ASI
Enaknya pake kantong plastik ini adalah ringan banget untuk dibawa bepergian dan disposable, sekali pake langsung buang kagak pake rempong nyuci nyeteril. Tapi, jelas dihitung-hitung jatuhnya lebih mahal. Kelemahan kantong plastik sama dengan botol plastik, di mana lemak ASI suka nempel. Minus kantong plastik yang lain yang lainnya, ASIP jadi lebih mudah mencair (kelemahan yang bisa jadi kelebihan), dan kadang-kadang bocor. Jadi, kalau mencairkan ASIP yang disimpan dengan kantong plastik sebaiknya diletakkan di wadah untuk mengantisipasi kebocoran. Beberapa merk yang pernah saya pake: Natur (muat 150 cc tapi kadang saya isi sampai 250 cc hehehe...), Little Giant (muat 210 cc), Gabag (muat 180 cc). Gabag dan Little Giant ini bisa berdiri dengan kokoh sesuai desainnya, tapi tidak bisa ditambah-tambah volumenya seperti Natur. Plastik Natur bisa disimpan secara laying down, bisa ditumpuk ke atas dan hemat tempat tapi kurang kokoh jika disimpan dalam posisi berdiri (suka mleyat mleyot).

6. Cooler Bag dan atau Cool Box
Cooler bag yang saya punya ada 2 macam. Pertama, model “2 in 1 blue sling bag” keluaran GABAG dengan kapasitas sekitar 8 botol kaca. Ini biasa saya pakai untuk sehari-hari ke kantor atau ketika bepergian yang tidak lebih dari 1 hari. Simpel, ada 2 anakan depan dengan bagian penyimpanan ASIP yang cukup tinggi. Icegel/ icepack, BP, botol-botol, dan mesin BP elektrik bisa masuk semua. Cooler bag yang kedua, yang sebenarnya adalah yang pertama kali saya model dual compartement tote motif “aberdeen navy” merk IGLOO yang muat 24 botol, dan seringnya saya isi sampai 30 botol lebih plus ice gel-nya. Cakeup deh cooler bag saya yang satu ini.. hehehe. Cooler bag dengan kapasitas yang lebih besar ini biasanya saya pakai saat mudik dan sekarang dipakai untuk transportasi ASIP untuk anak susuan saya. FYI, saya juga mendonorkan ASIP untuk anak teman saya karena satu dan lain hal.

Selain cooler bag, pilihan lain untuk transportasi ASIP adalah cool box atau yang kita kenal dengan termos es. Ada berbagai merk cool box. Cool box memang tidak se-trendy cooler bag dan modelnya pun statis/ kaku, namun punya kelebihan lebih kokoh dan dapat mempertahankan ASIP beku lebih lama.

7. Ice Gel atau Ice Pack
Dua benda ini berfungsi sebagai pengganti es batu bahkan memiliki kemampuan menjaga dingin atau menghangatkan dengan lebih baik. Jika mau digunakan untuk menjaga dingin, caranya adalah dengan menyimpan ice gel/ pack di freezer sampai beku. Sebaliknya, jika ingin digunakan untuk menjaga kehangatan, rendam atau rebus sebentar ice gel/ pack lalu simpan di cooler bag/ lunch box. Selain sebagai perlengkapan ASIP, benda ini juga bisa dipakai untuk kompres baik hangat maupun dingin sesuai kebutuhan.

Jika ice gel lunak, ice pack memiliki cover yang lebih keras atau kaku. Oleh karenanya ice pack lebih awet daripada ice gel karena lebih kecil risiko kebocoran. FYI, ice pack saya sering jatuh dari kulkas dan biasanya jadi bocor. Akan ketahuan bocor jika ice gel dalam keadaan tidak beku.

Biasanya jika membeli cooler bag baik di toko bayi maupun olshop, kita juga akan mendapatkan sekaligus ice gel atau ice pack, tergantung paketannya. Sebaiknya bunda tetap menambah membeli baik ice gel maupun ice pack, khususnya untuk jaga-jaga bila kulkas di rumah mati. Semakin banyak ice gel/ ice pack di freezer atau di cooler box tentu pertahanan dinginnya akan makin baik dan lama. Makin jauh/ lama perjalanan tentu bunda membutuhkan ice yang lebih banyak.

Bersambung ya.. monggo dilanjut di sini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar